GEOGRAFI-HUTAN DAN FAKTOR KEANEKARAGAMAN-PERTENUAN KE 6

 cagar biosfer

Hutan

  • Hutan Hujan

Seperti namanya, hutan ini terdapat di daerah tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Hutan hujan memiliki curah hujan yang tinggi dengan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun. Pohon yang tumbuh di hutan ini memiliki daun yang lebat dan tumbuh mencapai 20 hingga 40 meter.

  • Hutan Musim

Hutan musim umumnya memiliki ciri ketika musim kemarau datang, maka pohon-pohon yang tumbuh akan menggugurkan daunnya.

  • Hutan Iklim Sedang

Jenis hutan yang tersebar di daerah pantai pasifik Amerika Utara hingga ke Washington DC. Hutan ini ditumbuhi oleh pohon-pohon yang dapat tumbuh tinggi, seperti pohon pinus.

  • Hutan Gugur

Hutan gugur banyak menjadi habitat pohon yang tinggi, kokoh dan memiliki daun yang lebar. Hutan ini berada di daerah yang sedikit lebih kering, namun tetap memiliki kandungan air yang cukup banyak, meskipun tidak sebanyak hutan hujan tropis.

  • Hutan Taiga

Hutan yang berada di daerah dingin dan dekat dengan kutub. Wilayahnya meliputi Kanada, Finlandia, Rusia dan Siberia Utara. Hutan taiga memiliki jenis pohon dengan ukuran menjulang tinggi dan daun yang menyerupai jarum, sehingga pohon ini tidak mengalami penguapan yang besar.

  • Sabana

Sabana merupakan padang rumput yang memiliki beberapa pohon kerdil yang letaknya berkelompok. Pohon di wilayah sabana tumbuh tersebar pada lokasi yang memiliki cadangan air yang banyak.

  • Stepa

Stepa merupakan nama lain dari padang rumput. Stepa merupakan hamparan yang ditumbhi padang rumput dan tidak ada pohon lainnya. Sebab, daerah ini memiliki udara yang sangat kering dan cadangan air yang sedikit, sehingga hanya rumput yang dapat tumbuh dan mampu bertahan hidup.

3. Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan salah satu makhluk hidup yang hidup dalam laut. Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari kumpulan binatang karang yang kemudian membentuk batu kapur atau struktur karbonat. Indonesia memiliki perairan laut dengan terumbu karang terbesar dan terlengkap di dunia.

Faktor Keanekaragaman

Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna dengan karakteristik berbeda-beda. Berikut adalah faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna, yaitu:

1. Iklim

Salah satu faktor biosfer adalah iklim. Iklim meliputi kondisi suhu udara, curah hujan, angin dan kelembapan udara yang terdapat dalam suatu wilayah. Kondisi iklim mempengaruhi pertumbuhan flora dan fauna secara fisik.

MIsalnya, sinar matahari sangat berpengaruh untuk fotosintesis tumbuhan. Kemudian, kelembapan udara juga mempengaruhi kehidupan flora dan fauna. Selain itu, angin juga berpengaruh dalam proses penyerbukan tanaman.

2. Air

Air menjadi salah satu faktor terpenting bagi kelangsungan hidup flora dan fauna. Air berfungsi sebagai pembawa makanan, sehingga tanpa adanya air, maka flora dan fauna tidak akan bisa melangsungkan hidupnya. Contohnya pada daerah gurun yang memiliki curah hujan sedikit, sehingga hanya beberapa jenis flora dan fauna yang mampu bertahan hidup disana. Ketersediaan air juga tergantung pada curah hujan di wilayah tersebut.

3. Tanah

Tanah menjadi salah satu faktor biosfer. Tanah merupakan tempat yang sangat penting sebagai tempat tumbuhnya flora dan fauna. Di dalam tanah terdapat beberapa kandungan tertentu yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan, seperti adanya zat hara dan lain sebagainya. Selain itu, tanah juga dijadikan sebagai tempat tinggal dari binatang seperti cacing dan ular.

4. Topografi

Topografi adalah suatu bentuk wilayah yang meliputi tinggi dan rendah beserta reliefnya. Semakin tinggi permukaan tanah, maka semakin rendah juga suhunya. Untuk itu, setiap tempat memiliki karakteristik flora dan fauna masing-masing .

5. Manusia, Hewan dan Tumbuhan

Manusia, hewan dan tumbuhan menjadi salah satu faktor terpenting dan berperan besar bagi persebaran flora dan fauna di lapisan biosfer. Manusia dapat mengubah lingkungan dengan cepat, seperti mengubah hutan menjadi perkebunan atau persawahan.

Selain itu, perubahan ini juga dapat mendatangkan hewan dan tumbuhan yang seharusnya tidak berada di wilayah tersebut.

6. Kondisi Geologi

Kondisi geologi merupakan kondisi lingkungan fisik dari alam sekitar yang mencangkup berbagai macam hal, seperti suhu lingkungan, air, udara dan berbagai faktor lainnya. Semakin lengkap kondisi geologi suatu wilayah, maka semakin besar tempat tersebut ditinggali oleh beragam makhluk hidup.

7. Biotik

Faktor biotik merupakan faktor yang mendukung kehidupan organisme makhluk hidup didaerah tertentu. Semakin banyak faktor biotik yang ada dalam lingkungan biosfer, maka semakin besar kemungkinan tempat tersebut dijadikan habitat atau tempat tinggal makhluk hidup.

Fungsi Biosfer

Biosfer memiliki beberapa manfaat bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan, antara lain:

1. Sumber Makanan

Biosfer merupakan penyedia sumber makanan, seperti berbagai flora dan fauna yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Tanpa adanya flora dan fauna, maka manusia tidak bisa melangsungkan hidupnya.

2. Penelitian dan Pendidikan

Selain itu, fungsi lain dari lapisan biosfer adalah sebagai objek penelitian dan pendidikan. Fungsi ini bisa dijadikan pembelajaran kepada anak cucu kita agar bisa mencintai alam dan belajar untuk melestarikan flora dan fauna sejak dini.

3. Sarana Rekreasi

Selain sebagai sumber makanan, penelitian dan pendidikan. Biosfer juga bermanfaat sebagai sarana rekreasi. Contohnya adalah suaka margasatwa yang melindungi dan melestarikan berbagai jenis binatang tertentu yang dikhawatirkan akan mengalami kepunahan, seperti badak bercula satu dan komodo.

Selain sebagai sarana rekreasi, orang-orang yang berkunjung juga bisa mendapatkan wisata edukasi melalui pengenalan terhadap jenis flora dan fauna dan bagaimana cara melestarikannya.

Cagar Biosfer

Cagar biosfer merupakan suatu kawasan ekosistem yang keberadaannya sudah diakui oleh dunia internasional sebagai bagian dari program Man and Biosphere – Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa.

Adanya cagar biosfer bertujuan untuk mencapai keseimbangan dan melestarikan keanekaragaman hayati, pembangunan ekonomi dan kebudayaan

Man and Biosphere merupakan sebuah program yang pertama kalinya dicetuskan pada tahun 1971. Pada tahun 1976, barulah terbentuk jaringan cagar biosfer yang diikuti oleh banyak negara setelah diadakannya KTT Bumi dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Melalui program ini, cagar biosfer didorong untuk mendukung proses implementasi konvensi keanekaragaman hayati.

Penetapan cagar biosfer sendiri diusulkan oleh pemerintah nasional dari masing-masing negara. Kemudian usulan tersebut diberikan kepada Sekretariat Program Man and Biosphere UNESCO untuk kemudian ditetapkan oleh Dewan Koordinasi Internasional.

Secara fisik, cagar biosfer terbagi menjadi tiga zona, yakni:

  1. Zona Inti – Zona inti merupakan sebuah kawasan yang dilindungi untuk konversi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Zona ini hanya diperbolehkan untuk kegiatan penelitian yang tidak merusak, contohnya seperti kegiatan pendidikan
  2. Zona Penyangga – Zona penyangga merupakan zona yang mengelilingi zona inti. Zona ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang tidak mengeksploitasi sumber daya alam, seperti rekreasi, pendidikan dan penelitian.
  3. Zona Transisi – Zona transisi merupakan zona yang mengelilingi zona penyangga. Pada zona ini diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pertanian, pemukiman dan pemanfaatan lain demi kepentingan masyarakat, ilmuwan, lembaga swadaya masyarakat dan kepentingan lainnya.

Cagar biosfer membentuk suatu jaringan yang tersebar di seluruh dunia. Seluruh jaringan ini berkontribusi untuk mewujudkan tujuan yang sama. Seluruh jaringan ini juga berperan sebagai media kerjasama antar pengelola cagar biosfer.

Sampai saat ini, telah tercatat adanya 651 cagar biosfer di 120 negara yang terdistribusi dalam lima kawasan, yakni Afrika, Eropa, Amerika Utara, Asia Pasifik, Kawasan Kepulauan Karibia, Amerika Latin, dan Kawasan Arab.

Di Indonesia sendiri, terdapat cagar biosfer yang telah diresmikan sejak tahun 1977 oleh UNESCO. Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki beberapa cagar biosfer, antara lain Cibodas, Pulau Komodo, Tanjung Puting dan Lore Lindu, Pulau Siberut, Gunung Leuser, Bukit Batu, Taman Laut Wakotobi, Bromo Tengger, Kepulauan Selayar, dan Blombangan.

7 Responses to "GEOGRAFI-HUTAN DAN FAKTOR KEANEKARAGAMAN-PERTENUAN KE 6"

  1. Nama: Hidayatul Hijriyah saya sudah siap membaca materi yang ibuk brikan

    BalasHapus
  2. Mna:musnihan
    Sya sudah membaca semua materi yg ibuk berikan

    BalasHapus
  3. Saya ashaburrasyidi sudah selesai membaca materi

    BalasHapus
  4. Saya sri Wahyuni telah membaca materi ini

    BalasHapus
  5. Nama:Amirul aswat
    Saya sudah siap membaca materinya

    BalasHapus
  6. Nmam: Alhafid Ilyas
    Buk saya sudah siap membaca materi nya

    BalasHapus
  7. Nama sri Wahyuni telah membaca materi ini

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel